Djumongkas Hutagaol Minta Publik tak Terkecoh Klaim Palsu Jokowi Dukung Prabowo

Tokoh masyarakat Sumut yang juga kader senior PDIP Djumongkas Hutagaol, meminta masyarakat tidak terkecoh dengan narasi yang diopinikan seolah-olah Prabowo adalah capres penerus kebijakan Jokowi.

topmetro.news – Tokoh masyarakat Sumut yang juga kader senior PDIP Djumongkas Hutagaol, meminta masyarakat tidak terkecoh dengan narasi yang diopinikan seolah-olah Prabowo adalah capres penerus kebijakan Jokowi.

Ia menyebut, Prabowo memiliki karakter yang jauh berbeda dengan Jokowi, baik dalam bertutur sapa, temperamen, kesederhanaan. Termasuk soal menata rumah tangga. Dengan karakter yang jauh beda, kata Djumongkas mustahil garis kebijakan Jokowi bisa diteruskan oleh Prabowo.

Sebaliknya, penerus kebijakan Jokowi itu ada pada diri Capres Ganjar Pranowo. Karena selain sesama kader PDIP, Ganjar Pranowo dan Joko Widodo memilki karakter yang sangat beririsan.

“Saat ini saya melihat ada skenario sejumlah elit yang berupaya menggiring opini. Seolah-olah Pak Jokowi itu merestui Prabowo sebagai capres yang akan meneruskan kebijakannya. Tapi mudah ditebak, bahwa elit tersebut berasal dari luar partainya Pak Jokowi yakni PDIP. Sehingga klaim dukungan Jokowi untuk Prabowo adalah rekayasa alias palsu,” ungkap Djumongkas Hutagaol kepada wartawan , Kamis (24/8/2023).

Meski dalam kurun beberapa waktu klaim palsu tersebut berhasil menaikkan elektabilitas Prabowo, namun tegas Djumongkas, akan ada waktunya rakyat tersadar dan saat itu tingkat elektabilitas Prabowo akan turun tajam. Di mana total mayoritas dukungan pemilih Jokowi dan relawan Jokowi akan kembali kepada Ganjar Pranowo.

Indikasi Rekayasa

Indikasi rekayasa atau klaim palsu dukungan Jokowi kepada Prabowo, kata Djumongkas, terlihat dari adanya kesamaan pernyataan beberapa ketua umum partai. Yakni menyatakan mendukung Prabowo setelah seolah-olah mendapat restu dari Jokowi .

“Logika orang awam saja yang tak tau politik akan bisa menebak, bahwa mereka memanfaatkan statmennya sudah mendapat restu Jokowi adalah trik untuk mengelabui publik,” katanya.

Ia menyebut klaim Ketum Umum Partai Golkar dan PAN yang selama ini akan tegak lurus memilih capres yang dapat restu Jokowi, serta kebijakan terbaru PSI yang menarik dukungan dari Ganjar Pranowo, adalah bentuk upaya mengadu domba Jokowi dengan PDIP. Dan ini merupakan gerakan yang bertujuan menghalangi PDIP hatrik tiga kali memenangkan Pemilu.

Trik ini menurutnya tidak terlepas dari ambisi Prabowo yang ingin memenangkan Pilpres, meski harus mendompleng dan merekayasa dukungan Jokowi.

“Inilah yang saya sebut beda karakter Jokowi dengan Prabowo. Jokowi itu jauh dari ambisi, sosok sederhana dan tidak mau grasa grusu. Sikapnya ini beririsan dengan Ganjar Pranowo yang sah dinarasikan sebagai penerus kebijakan Presiden Jokowi,” tegasnya.

Rekam Jejak

Ia juga menyebut, rekam jejak Prabowo di masa lalu sebagai seorang militer dengan berbagai catatan. Karir militernya tercatat banyak dikatrol mertuanya Jend Soeharto, meski kemudian akhirnya diberhentikan dari militer dan sempat ‘mandah’ ke Jordania.

Publik menurutnya, juga tak bisa melupakan begitu saja bagaimana kerasnya persaingan antara Prabowo dengan Jokowi di Pilpres 2024 dan 2019. Di mana saat itu jelas memperlihatkan bagaimana temperamental Prabowo.

“Dengan rasa hormat, saya juga melihat sosok Pak Prabowo dalam usianya saat ini tidaklah seprima mantan PM Malaysia Mahatir Muhammad dan Presiden AS Joe Bidan. Fisik Pak Prabowo tak segesit dan selincah mereka. Dan tentu ini akan memunculkan keraguan di kalangan pemilih muda dan pemula,” terangnya.

“Jalan pun sudah tertatih-tatih, padahal umur masih di bawah Pak LBP,” lanjutnya.

Menjawab pertanyaan wartawan soal Budiman Sudjatmiko, ia hanya menyebut bahwa itu contoh politisi tidak bermoral. “Tidak bermoral dan durhaka. Juga tidak punya etika karena tetap ngotot bertahan di partai yang sudah ia khianati,” tutupnya.

reporter | Jeremi Taran

Related posts

Leave a Comment